CERPEN BERJUDUL : DIA PACAR KU
Pagi itu masih buta. Kabut belum pergi. Jalanan jakarta masih lengang. Kebisingan pun belum terasa begitu menyengat telinga. Tapi, pagi itu di bawah pinggiran jembatan penyeberangan jalan raya banyak orang berkerumun. Kerumunan orang yang tak biasa. Menutup hidung, mengerutkan dahi, menyunggingkan alis. Itulah ekspresinya. Kerumunan ini bukan kerimunan orang canda ria. Sesosok laki-laki beseragam SMA tergeletak di sana. Di dada sebelah kanan bertuliskan Arianto Nugraha. Seragam putihnya berbalut warna merah. Warna merah itu darah. Darah dari kepalanya. Di punggungnya, ia masih menggendong tas berwarna hitam.
Tak lama kemudian polisi datang memasang garis polisi sepanjang tubuh Arianto. Para polisi langsung melakukan identifikasi dan mengumpulkan para saksi. Wartawan-wartawan memotret Arianto dengan sepuasnya. Arianto Nugraha bagai selebritis seketika itu pula.
* * *
Esok harinya, foto Arianto Nugraha terpampang di halaman utama koran-koran Ibu Kota dan menjadi wacana orang banyak.
“Mengejar Cinta dapatkan Maut.” Kata seorang pembeli koran membaca sebuah judul berita.
“Mana, sini saya lihat!“ Ujar temannya sambil mengambil koran yang dipegang oleh temannya itu. Setelah membayar koran yang dibeli, mereka berdua bergegas naik bus yang telah mereka nanti, mengantarkan mereka ke tempat mereka kerja.
“Apa isi berita tadi?“ Kata seorang pembeli koran tadi setelah mereka turun dari bus.
“Menurut koran yang saya baca ini, siswa SMA tewas mengenaskan karena ingin segera menemui pacarnya, namun ia tidak bisa menjaga keseimbangan ketika ada mobil di hadapannya hingga motornya menabrak tangga jembatan penyeberangan. Keterangan ini di dapat dari isi pesan singkat di handphone korban dan keterangan para saksi yang ada di TKP.”
“Ouh... sudah bukan hal yang aneh lagi, mungkin saja saat itu korban dalam keadaan mabuk, namanya juga anak muda.” Katanya polos.
“Jadi, apa penyebab sebenarnya?”
“Sudahlah jangan dipikirkan. Ayo kita masuk kerja!”
Berita tersebut sangat mengejutkan keluarga Arianto dan mereka enggan untuk dimintai keterangan.
* * *
Hari telah berganti minggu, namun wacana orang-orang tak berganti masih tentang Arianto terlebih karena kesimpangsiuran penyebab tewasnya Arianto. Karena terburu-buru, karena dalam keadaan mabuk, ataukah karena kesalahan mobil yang ada di depannya. Keluarga Arianto pun semakin rapat mengunci mulut dan menutup telinganya atas tanggapan orang-orang tehadap kejadian yang menimpa salah satu anggota keluarganya itu. Keadaan ini menjadi tantangan bagi para penyaji berita untuk mengungkap apa dan siapa Arianto itu.
* * *
Seminggu berselang ketika orang-orang mulai melupakan Arianto, sebuah acara talk show televisi membedah Arianto. Ini mengingatkan mereka pada sosok laki-laki berseragam SMA yang ditemukan tewas di bawah pinggiran jembatan penyeberangan.
“Selamat malam hadirin di studio dan pemirsa di rumah.” Sapa pembawa acara.
“Dua minggu yang lalu, sesosok laki-laki berseragam SMA ditemukan tewas di bawah pingggiran jembatan penyeberangan. Dia adalah Arianto. Apa dan siapa Arianto. Mari kita ketahui bersama-sama.” Sambung pembawa acara
“Hadirin dan pemirsa. Di studio kami, kini telah hadir saudari Sinta. Ia adalah pacar dari Arianto. Selamat malam?”
“Malam, Mbak.” Sambil tersenyum. “Sebelumnya saya ingin menegaskan bahwa saya hanya teman dari almarhum Arianto. Mungkin satu bulan yang lalu kita memang pernah menjalin hubungan,” ucap Sinta menegaskan.
“Jadi, Anda sudah tidak berhubungan lagi dan hanya berteman saja?”
Sinta hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Baiklah. Dari mana Anda kenal Arianto?” Tanya pembawa acara mengawali perbincangan
“Saya kenal Arianto ketika sekolah saya mengadakan pertandingan persahabatan bola basket dengan sekolahnya. Ketika itu, Arianto menjadi kapten tim dan memenangkan pertandingan. Sebagai perempuan normal, siapa yang tidak tertarik akan sosok Arianto yang tenang, bertubuh atletis, dan tampan itu. Tapi, saya hanya bisa mengaguminya diam-diam sampai suatu ketika kira-kira satu bulan kemudian, Putra, kapten tim basket sekolah saya menyampaikan ketertarikan Arianto kepada saya. Dari situ kami mulai dekat dan saling mengenal.”
“Putra, tadi Anda berkata Putra?” Kata pembawa acara memotong ucapan Sinta.
“Ya.”
“Apa hubungan Putra dengan Anda dan Arianto?”
“Putra itu teman satu sekolah saya. Mungkin Arianto mengenal Putra ketika mereka mengikuti pertandingan persahabatan bola basket kala itu. Karena mereka berdua masing-masing sebagai kapten tim.” Jelas Sinta.
“Bisa Anda hubungi Putra agar hadir disini untuk memberikan keterangan?”
“Akan saya coba.” Sinta menghubungi Putra.
Sinta menutup teleponnya, “Katanya dia bersedia dan akan tiba sekitar 30 menit lagi.”
“Baiklah, kita akan tunggu kehadiran Putra di studio kami.”
“Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Anda dengan Arianto?”
“Awalnya, saya merasa nyaman. Saya sering dibawanaya ke mall, spa, maupun salon. Saya merasa senang karena Arianto tidak seperti cowok kebanyakan yang enggan mengantar cewek ke tempat-tempat seperti itu, apalagi untuk mengajaknya. Lama kelamaan, saya menjadi risi karena Arianto terlalu sering mengajak saya ke tempat-tempat saperti itu. Apalagi, kalau sudah pergi ke salon, malah Arianto yang lebih banyak perawatannya dibanding saya hingga akhirnya saya putuskan untuk menyudahi hubungan kita.”
Tanpa sempat mengomentari dan bertanya lebih banyak, pembawa acara menyambut kahadiran Putra yang memang telah datang ke studio.
“Selamat malam Putra.”
“Selamat malam, Mbak.”
“Menurut Sinta, Anda ini teman dari Arianto. Benar itu?” Tanya pembawa acara menegaskan.
“Iya benar,” jawab Putra singkat
“Kalau begitu, siapa dan dari mana Anda kenal Arianto?“
“Saya kenal Arianto dari pertandingan persahabatan bola basket yang diadakan sekolah saya dengan sekolahnya. Dari situ saya mengenal Arianto. Kami banyak kesamaan, terutama masalah kami dengan perempuan dan itu membuat kami semakin dekat. Saya dan Arianto pun menjalin suatu hubungan,“ ucap Putra sambil tersenyum-senyum.
“Dan Arianto yang tewas di bawah pinggiran jembatan penyeberangan jalan raya itu, dia Arianto pacarku,” sambung Putra dengan nada dingin.
Pernyataannya mengejutkan semua orang.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KALIMAT :
1. Sesosok laki-laki beseragam SMA tergeletak di sana
keterangan : subjek (sesosok laki-laki) pelengkap (berseragam SMA tergeletak) keterangan tempat (di sana)
kalimat di atas merupakan kalimat yang salah,karena tidak terdapat unsur predikat pada kalimat tersebut.
2. Wartawan-wartawan memotret Arianto dengan sepuasnya
keterangan : subjek (wartawan) predikat (memotret) objek (arianto) pelengkap (dengan sepuasnya)
kalimat diatas merupakan kalimat benar ,karena memenuhi syarat lengkap sebuah kalimat yang terdiri dari SPOK
3. mereka berdua bergegas naik bus yang telah mereka nanti
keterangan : subjek (mereka) keterangan tempat (bergegas naik bus) pelengkap (yang telah mereka nanti )
kalimat diatas adalah kalimat salah,karena tidak lengkapnya syarat sebuah kalimat.
4. siswa SMA tewas mengenaskan karena ingin segera menemui pacarnya
keterangan : subjek (siswa SMA) predikat (tewas mengenaskan) keterangan (karena ingin segera menemui) objek (pacarnya)
kalimat diatas adalah kalimat benar karena memenuhi syarat sebuah kalimat yaitu terdiri dari SPOK
5. sebuah acara talk show televisi membedah Arianto
keterangan : subjek (sebuah acara) keterangan tempat (talk show televisi) predikat (membedah) objek (arianto)
kalimat diatas adalah kalimat benar,karena mengandung semua syarat untuk sebuah kalimat yaitu SPOK
6. Dia adalah Arianto
keterangan : subjek (dia) objek (adalah rianto)
kalimat diatas merupakan kalimat benar hanya saja,dikhususkan menjadi dia(diterangkan) adalah arianto(menerangkan)
7. Arianto menjadi kapten tim dan memenangkan pertandingan
keterangan : subjek (arianto) keterangan (menjadi tim kapten) predikat (memenangkan) objek (pertandingan)
kalimat diatas merupakan kalimat benar karena mengandung semua syarat terbentuknya kalimat yaitu SPOK .
8. Putra itu teman satu sekolah saya
keterangan : objek (putra) keterangan tempat (itu teman satu sekolah) subjek (saya)
kalimat diatas adalah kalimat benar,hanya saja gramatikal nya tidak selalu subjek yang berada di awal kalimat.
IRMA NURFAJRIATI
11108039
3 KA 20
IRMA NURFAJRIATI
11108039
3 KA 20
0 komentar:
Posting Komentar