TAJUK RENCANA
Pemberantasan Korupsi Terancam
Sekurang-kurangnya untuk fase sekarang, kecemasan itu yang kita rasakan. Pemberantasan korupsi terancam gagal. Sungguh ironis dan kontradiktif. Mengapa perasaan itu muncul? Kecemasan akan terancam gagalnya pemberantasan korupsi justru muncul saat langkah-langkah pemberantasan sedang mencapai periode klimaks. Apa dasar pendapat itu? kita saksikan pemerintah telah menegaskan komitmennya menuntaskan kasus perpajakan yang dilakukan Gayus Tambunan. Di antara komitmen itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menugaskan Wapres Boediono mempelajari secara komprehensif, termasuk mengambil langkah selanjutnya. Presiden mengatakan tidak saja menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi, tetapi juga siap melakukan tindak lanjut yang diperlukan. Jaksa Agung dan Kapolri bekerja sama dan bersinergi dengan KPK berkonsultasi dan akan mengambil tindakan konkret. Partai politik, antara lain lewat wakilnya di DPR, juga mengentakkan kembali komitmen dan kewibawaannya memberantas korupsi. Rakyat melalui berbagai forum menunjukkan kebulatan tekad dan dukungan. Korupsi sebagai fakta dan masalah akhir-akhir ini juga diungkapkan dengan fakta dan angka. Sebut, misalnya, fakta dan angka tentang 17 gubernur yang masih menjabat ataupun mantan gubernur serta pejabat lain di daerah di Indonesia yang terlibat korupsi, bahkan sudah menjadi tersangka. Jumlah dan beragam kasusnya membuat kita geleng-geleng kepala, sakit hati, sekaligus kecil hati. Perasaan prihatin dan gundah bertambah ketika KPK menahan sejumlah anggota DPR 1999-2004 dari beberapa fraksi. Tuduhan terhadap politisi anggota DPR itu sudah lama tersiar dan diketahui masyarakat. Sekalipun sudah lama diketahui, reaksi publik membangkitkan rasa prihatin yang mendalam dan meluas. Meski sebagai kabar-kabur sudah lama beredar, perasaan ”kaget” terasa kuat tatkala berita itu dibuka dengan ditangkapnya sejumlah politisi yang juga anggota DPR. Sementara itu, tampil pula suatu reaksi subyektif dan solider dari politisi satu partai, terutama dari sesama anggota DPR. Reaksi disertai semacam sikap dan aksi yang menimbulkan tanda tanya. Contohnya seberapa jauh reaksi sementara anggota DPR itu disertai rasa solidaritas. Sekurang-kurangnya dipertanyakan sikap Komisi III DPR menolak kehadiran dua unsur pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, dalam rapat DPR dengan KPK. Seberapa jauh dipengaruhi oleh ditahannya anggota DPR yang terlibat kasus cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior BI. Apa yang kita khawatirkan dari perkembangan tersebut? Kita khawatir seberapa jauh kasus itu dan juga kasus seperti Bank Century bisa memengaruhi kebulatan tekad publik untuk benar-benar dan secara konsisten serta konsekuen memberantas korupsi? Kita cemas dan khawatir jika kebulatan tekad dan komitmen itu surut lagi dan terbagi-bagi lagi kebulatan tekad kita bersama.
***
Soal Arah Pergolakan Timteng
Arah pergolakan di Timur Tengah masih sulit diramalkan, tetapi mulai dibandingkan dengan situasi di Eropa Timur akhir dasawarsa 1980-an. Mungkinkah skenario perubahan di Eropa Timur sekitar 30 tahun lalu akan terulang di kawasan Timteng? Tidak ada yang berani meramalkan. Gerakan prodemokrasi di Eropa Timur merontokkan satu per satu kekuasaan komunisme. Uni Soviet pun ambruk dan Perang Dingin berakhir. Perubahan besar menerjang semua negara Eropa Timur, tanpa terkecuali. Dunia terkesima atas perkembangan yang berlangsung di luar dugaan itu. Gelombang perubahan seperti menggulung ibarat tsunami sejak Tembok Berlin dirobohkan pada 1989. Bagaimana dengan Timteng? Kawasan Timteng tidak mempunyai pusat gravitasi politik seperti Tembok Berlin. Para pengamat menyatakan, Kairo bukanlah Berlin. Tunis, ibu kota Tunisia, tidak bisa disamakan dengan Berlin. Begitu juga Sana’a, ibu kota Yaman. Meski banyak perbedaan, tuntutan reformasi dan demokratisasi di beberapa negara Timteng saat ini praktis sama kerasnya seperti di Eropa Timur akhir dasawarsa 1980-an. Gemuruh seruan itu benar-benar mengusik dan menggetarkan semua pemimpin di kawasan Timteng yang umumnya memerintah secara tidak demokratis. Apalagi kaum demonstran tidak hanya menuntut reformasi dan demokratisasi, tetapi juga pengunduran diri para pemimpin otoriter dan korup. Persoalan berikutnya tentu saja menyangkut pemindahan kekuasaan yang diharapkan akan memberikan ruang bagi proses demokratisasi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Tidak sedikit pula yang mencemaskan kemungkinan militer atau kaum ekstremis membajak gerakan rakyat di Mesir atau negara-negara tetangganya untuk mengambil alih kekuasaan. Jika hal itu sampai terjadi, proses demokratisasi kembali sulit dilaksanakan. Persoalan lebih pelik dan krisis diperkirakan akan berkepanjangan. Pesimisme memang mulai muncul ketika rakyat Mesir tidak kompak dalam gerakan prodemokrasi dan menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak. Rakyat Mesir terkesan mudah diadu domba sehingga muncul kelompok pendukung dan penentang Mubarak. Kenyataan itu memperlihatkan situasi kontras dengan gerakan di Eropa Timur yang memang memiliki latar belakang budaya, mentalitas, dan kondisi persoalan yang berbeda. Atas pertimbangan itu, apa yang cocok di Eropa Timur belum tentu sesuai dengan kondisi Timteng. Bangsa-bangsa Timteng diharapkan dapat menemukan jalannya sendiri menuju proses demokratisasi. Sebagai tantangan mendesak tentu saja, bagaimana pergolakan di Mesir dan para tetangganya saat ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan memburuk, yang dapat membawa risiko pertumpahan darah lebih banyak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
kesimpulan dan pendapat :
pemberantasan korupsi terancam
---------------------------------------
pembantasan korupsi pada negeri ini terancam gagal, kecemasan akan kegagalan dalam pemberantasan korupsi terjadi saat langkah langkah pemberantasaan mencapai tahap puncak. menurut pendapat saya sendiri,pemberantasan korupsi harus dilakukan berdasarkan jalur hukum dan tidak memandang siapa saja pelaku kejahatan korupsi,kebanyakan pemerintah tidak tegas menindak korupsi karena masih sering memandang status pertemanan dan materi yang menjadi pemenangnya. contoh dalam masalah Gayus Tambunan,mengapa sampai sekarang biang dari kejahatan korupsi yang dilakukan Gayus tidak dapat di ketahui? karena tidak ada satu pun pemerintah yang menindak tegas masalah ini,karena mereka mudah di iming imingi materi yang dimiliki oleh Gayus Tambunan. pemerintah harus bertindak lebih tegas,pemerintah pun harus bisa mengesampingkan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan bersama. dengan merajalela korupsi di negeri ini,maka kehidupan di negara Indonesia ini pun tak akan maju. yang kaya bertambah kaya dan yang susah semakin susah.
soal arah pergolakan timteng
----------------------------------
protes atas penurunan jabatan presiden mesir yang memerintah selama lebih dari 30 thn,merupakan protes warga mesir yang meminta kebijakan demokrasi dan tuntutan reformasi pada pemerintah yang selama ini memerintah secara tidak demokratis. protes warga mesir juga menginginkan turunnya Husni Mubarak dan para pemimpin pemimpin yang korup dan otoriter. pendapat saya terhadap masalah ini,harus adanya persatuan warga yang memang menginginkan terjadi nya perdamaian dan demokratisasi pada negara tersebut. pemerintah pun harus mendengarkan suara yang di kleuarkan oleh rakyat jika dirasa kondisi negara sudah tidak memungkin kan dan kondusif untuk di lakukannya pertahanan pemerintahan.
Soal Arah Pergolakan Timteng
Arah pergolakan di Timur Tengah masih sulit diramalkan, tetapi mulai dibandingkan dengan situasi di Eropa Timur akhir dasawarsa 1980-an. Mungkinkah skenario perubahan di Eropa Timur sekitar 30 tahun lalu akan terulang di kawasan Timteng? Tidak ada yang berani meramalkan. Gerakan prodemokrasi di Eropa Timur merontokkan satu per satu kekuasaan komunisme. Uni Soviet pun ambruk dan Perang Dingin berakhir. Perubahan besar menerjang semua negara Eropa Timur, tanpa terkecuali. Dunia terkesima atas perkembangan yang berlangsung di luar dugaan itu. Gelombang perubahan seperti menggulung ibarat tsunami sejak Tembok Berlin dirobohkan pada 1989. Bagaimana dengan Timteng? Kawasan Timteng tidak mempunyai pusat gravitasi politik seperti Tembok Berlin. Para pengamat menyatakan, Kairo bukanlah Berlin. Tunis, ibu kota Tunisia, tidak bisa disamakan dengan Berlin. Begitu juga Sana’a, ibu kota Yaman. Meski banyak perbedaan, tuntutan reformasi dan demokratisasi di beberapa negara Timteng saat ini praktis sama kerasnya seperti di Eropa Timur akhir dasawarsa 1980-an. Gemuruh seruan itu benar-benar mengusik dan menggetarkan semua pemimpin di kawasan Timteng yang umumnya memerintah secara tidak demokratis. Apalagi kaum demonstran tidak hanya menuntut reformasi dan demokratisasi, tetapi juga pengunduran diri para pemimpin otoriter dan korup. Persoalan berikutnya tentu saja menyangkut pemindahan kekuasaan yang diharapkan akan memberikan ruang bagi proses demokratisasi dan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Tidak sedikit pula yang mencemaskan kemungkinan militer atau kaum ekstremis membajak gerakan rakyat di Mesir atau negara-negara tetangganya untuk mengambil alih kekuasaan. Jika hal itu sampai terjadi, proses demokratisasi kembali sulit dilaksanakan. Persoalan lebih pelik dan krisis diperkirakan akan berkepanjangan. Pesimisme memang mulai muncul ketika rakyat Mesir tidak kompak dalam gerakan prodemokrasi dan menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak. Rakyat Mesir terkesan mudah diadu domba sehingga muncul kelompok pendukung dan penentang Mubarak. Kenyataan itu memperlihatkan situasi kontras dengan gerakan di Eropa Timur yang memang memiliki latar belakang budaya, mentalitas, dan kondisi persoalan yang berbeda. Atas pertimbangan itu, apa yang cocok di Eropa Timur belum tentu sesuai dengan kondisi Timteng. Bangsa-bangsa Timteng diharapkan dapat menemukan jalannya sendiri menuju proses demokratisasi. Sebagai tantangan mendesak tentu saja, bagaimana pergolakan di Mesir dan para tetangganya saat ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan memburuk, yang dapat membawa risiko pertumpahan darah lebih banyak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
kesimpulan dan pendapat :
pemberantasan korupsi terancam
---------------------------------------
pembantasan korupsi pada negeri ini terancam gagal, kecemasan akan kegagalan dalam pemberantasan korupsi terjadi saat langkah langkah pemberantasaan mencapai tahap puncak. menurut pendapat saya sendiri,pemberantasan korupsi harus dilakukan berdasarkan jalur hukum dan tidak memandang siapa saja pelaku kejahatan korupsi,kebanyakan pemerintah tidak tegas menindak korupsi karena masih sering memandang status pertemanan dan materi yang menjadi pemenangnya. contoh dalam masalah Gayus Tambunan,mengapa sampai sekarang biang dari kejahatan korupsi yang dilakukan Gayus tidak dapat di ketahui? karena tidak ada satu pun pemerintah yang menindak tegas masalah ini,karena mereka mudah di iming imingi materi yang dimiliki oleh Gayus Tambunan. pemerintah harus bertindak lebih tegas,pemerintah pun harus bisa mengesampingkan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan bersama. dengan merajalela korupsi di negeri ini,maka kehidupan di negara Indonesia ini pun tak akan maju. yang kaya bertambah kaya dan yang susah semakin susah.
soal arah pergolakan timteng
----------------------------------
protes atas penurunan jabatan presiden mesir yang memerintah selama lebih dari 30 thn,merupakan protes warga mesir yang meminta kebijakan demokrasi dan tuntutan reformasi pada pemerintah yang selama ini memerintah secara tidak demokratis. protes warga mesir juga menginginkan turunnya Husni Mubarak dan para pemimpin pemimpin yang korup dan otoriter. pendapat saya terhadap masalah ini,harus adanya persatuan warga yang memang menginginkan terjadi nya perdamaian dan demokratisasi pada negara tersebut. pemerintah pun harus mendengarkan suara yang di kleuarkan oleh rakyat jika dirasa kondisi negara sudah tidak memungkin kan dan kondusif untuk di lakukannya pertahanan pemerintahan.